Ribut NFT (Non-Fungible Token)

Gak nyangka banget, sekarang NFT (Non-Fungible Token) booming banget, netizen dimana-mana ngomongin ini barang, bahkan pejabat pun mulai tertarik bahas NFT.

Gw explore di Youtube, Instagram dan platform sosmed lainnya, banyak banget content creator yang isi kontennya bahas si NFT ini.

Cuma ada satu moment dimana jiwa ini bergejolak, yaitu saat nonton satu video di Youtube. Dimana si creatornya ini jelasin tutorial cara buat / generate ribuan gambar sekaligus untuk dijadikan koleksi NFT. Ya, ujung-ujungnya berharap bisa dapat cuan (terjual).

Disini gw sementara berkesimpulan bahwa banyak banget orang yang berfikir kalau NFT itu adalah barang berupa konten multimedia (graphic, audio & video) yang bisa dijual dengan harga tinggi. Thats all!

Padahal, yang jadi nilai jual dari si NFT ini sebenarnya adalah subjektivitas, pengalaman, kesan dan khayalan.

So, thats why Ghazali bisa dapat cuan banyak dari koleksi NFT nya!

Level fungibility pada kalimat Non-Fungible ini sangat dipengaruhi oleh subjektivitas.

Semua nilai-nilai itu diekspresikan kedalam bentuk digital, diubah menjadi angka-angka biner yang dimengerti oleh mesin, lalu menjadi bentuk file dengan berbagai tipe media / mime type.

Entitas ini diberi metadata, lalu informasinya dienkripsi dan akhirnya menjadi sebuah token yang terstandarisasi sesuai dengan jaringannya, seperti ERC-721 token standard untuk NFT di Ethereum, dan lain sebagainya.

Token-Token yang dicetak ini bisa ditransmisikan melalui jaringan blockchain, dicek keaslian transaksinya oleh penambang dan tercatat dalam buku transaksi yang tidak tersentral seperti Bank.

History transaksi NFT dari awal sampai akhir bisa dilacak dengan menggunakan Block Explorer seperti Etherscan.


Token ini adalah representasi dari nilai-nilai yang dijual oleh orang pertama yang mencetak (minted) si NFT itu sendiri.

NFT bisa diperjualbelikan, memiliki likuiditas dan volatilitas harga di pasar. Tapi tidak mudah untuk bisa menerbangkan harga kalau nunggu pembeli asli, apalagi kalau dijual dilingkungan marketplace seperti platform OpenSea yang disana barang-barang saling bergeser posisi popularitasnya dengan cepat.

Cuma satu cara supaya harga bisa terbang setinggi mungkin dalam hitungan menit. Yaitu dengan teknik Market Bubble.

Masih ingat dengan orang yang beli tanaman Janda Bolong dengan harga yang sangat fantastis, lalu dipublikasikan oleh media massa?

Positif aja, mungkin mereka itu satu circle hahahaha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diamond City Drummers: Forum Drummer Kota Garut